Tuesday, November 06, 2007

Pengamen

Berikut adalah cerita yang konon, menurut gosip yang saya dengar, merupakan kisah nyata!

Pada suatu malam di sebuah taman di bilangan Jakarta Pusat bagian tengah rada ke timur laut, seorang pengamen duduk sendirian di sebuah bangku di bawah pohon angsana. Dia memeluk gitar kesayangannya, tatapan matanya kosong. Dia lagi gelisah. Duit di saku celananya tinggal 500 perak, sementara ada dua agenda penting yang mesti dia jalani malam itu, yakni makan dan tidur. Dengan duit cuma segitu, dia harus memilih: beli makanan pengganjal perut atau lotion anti-nyamuk.

Dia memutuskan untuk membeli item kedua. Biar perut keroncongan, yang penting kan bisa tidur lelap gak diganggu nyamuk, dan esok pagi bisa bekerja dengan kondisi tubuh yang bugar. Soal makanan, bisa ngutang nanti sehabis bangun....

Saya nggak mendengar detail cerita tentang bagaimana dia beberapa bulan kemudian bisa sampai tergabung dengan sebuah kelompok musik tenar. Rombongan ini terkenal di Tanah Air, dan para personelnya sering disyut di acara infotainment berbagai stasiun televisi. "Sebuah Cinderella story!" kata teman saya yang mendapat cerita itu dalam sebuah wawancara informal. Oh iya, nama grup musik tersebut kebetulan rada mirip dengan alamat blog ini (betapa menyebalkan!)

Menurut saya, itu adalah kejadian yang biasa-biasa aja. Nggak ada yang ajaib dalam perubahan nasib seseorang. Dari miskin tiba-tiba jadi kaya atau sebaliknya, itu kan hal yang lumrah! (Kalau misalnya tiba-tiba ada rombongan mahluk alliens mendarat di bumi, di sebelah makam pahlawan Kalibata, trus mereka main-main dengan alat radioktif yang bisa memutasi sel-sel tubuh manusia di sekitarnya dan tiba-tiba tampang saya berubah jadi jauh lebih ganteng daripada Orlando Blum, baru itu disebut keajaiban, hihi...)

Tapi aargh... banyak yang terlalu harfiah mengikuti cerita semacam pengamen Cinderella itu, cerita dramatis yang seringkali mengundang antusiasme. Dengan keterbatasan ruang pemikiran, banyak anak kampung sebelah yang menganggap bahwa "keajaiban" cuma bisa diraih dengan jalan pintas! Mereka ingin meraih sukses yang sama, dengan mengimitasi jalan hidup sosok-sosok idolanya. Dalam benak mereka, salah satu jalan yang mulus untuk tenar, keren, kaya, sekaligus keliatan romantis and nyeni
tapi nggak musingin dan bikin capek, dan ujung-ujungnya gampang ngerayu cewek, adalah dengan menjadi anak band!

Hasilnya, kita pun buanyak sekali mendengar "musik" dengan sound (dan lirik cengeng) yang mirip-mirip setiap kali menyalakan TV, masuk ke tempat belanja, naik angkutan umum, berhenti di lampu merah, atau masuk ke halaman sebuah sekolah menengah yang murid-muridnya lagi mengadakan pentas "seni"... Ah, selamatkan negeri ini dari polusi suara! Bangkitlah Indonesiaku! Ganjang malingsia ! (gak nyambung babarblas, hihi..)


***

Saya nggak alergi dengan musik Tanah Air. Buktinya, saya udah masang lagu Koil terbaru ("blacklight shines on"), satu album penuh, di jaringan server kantor dan merekomendasikan kepada temen-temen saya di sini untuk mendengarkannya.

5 comments:

Anonymous said...

"tampang saya berubah jadi jauh lebih ganteng daripada Orlando Blum"....bwakakakakakak...ngarep.
Tapi kalo dah tampang berubah ada jaminan ga kalo anjing hitam berleher coklat itu ga ngejar2 dengan begitu suka citanya???? Kalo ngga sih percuma...

Anonymous said...

wakakaka...ada yg dikejar anjing?

iya...lu ribet :( udah ga lucu kek dulu (ceileee....dulu :p)

Anonymous said...

Maling teriak maling.. tau nggak sih kalo banyak jg orang indonesa yg maling lagu...

Dulu gw pernah tau nama ben Rampak Naong, nyontek Lenny Kwavitz. Dewa aja nyontek Queen, dan lagi dangdut SMS yang terkenal itu jelas-jelas nyontek indihe...

gue bukannya pembela malingsia ato ga nasionalis... tapi mosok iya gw dibilang kagak nasionalis cuma gara2 gue make XL dan nabung di Bank Niaga...

Wong banyak orang indonesa yg kerja di sono jg.. kalo mereka diancem bom.. lha sapa yg diincer, karyawan indonesa apa orang malaysia...

udah ah ribet... daripada protes kesenian kita dimaling negara tetangga, mending protes duit kita yang dimaling bangsa sendiri...

Wahai pihak-pihak terkait.. gimana dana BOS, kenapa diselewengkan? Ga pengen anak Indonesia bisa pinter?

Enaknya jadi pejabat, ga usah peduli sama sekolahan di Indonesia.. kan duitnya cukup buat nyekolahin anak ke luar negri... pulang-pulang jadi pinter, bisa meres bangsa sendiri lagi deeeeh...

coDOT said...
This comment has been removed by the author.
coDOT said...

huahahah..
endah, konteks-nya bukan pembajakan lagu kok. maap tulisan gak fokus jadi salah tapsir! lagian, gw kan nulisnya "malingsia", gak musti ada hubungan ama "malaysia"

jadi tenang aja, duwitmu di Bank Niaga sepertinya aman2 aja, tuh hacker belom tentu berhasil kaan! hihi..

btw kalo mau berlatih perang kata2, silaken klik ini: LINK !

seru tuh di situ!

merdeka!