Wednesday, May 30, 2007

Lokasari, 11.45 p.m.

Malem itu kami nyangsang di Lokasari, Mangga Besar, sebuah tempat yang nggak begitu terkenal di sudut utara Jakarta. Tujuannya: nyari tempat ATM, karena saya tiba-tiba keabisan duit buat ongkos pulang. Kami menyusuri boulevard yang selarut itu masih aja dipenuhi orang-orang lalu lalang, tampang-tampang nggak penting yang nggak perlu diperjelas deskripinya.

Nah, di sisi sebelah kiri jalanan itu, tepatnya di deretan BNI, ada sebuah warung ehh... restoran
franchise yang jualan fried chicken. Dari balik kaca remang-remang, saya liat tempat tersebut masih rame dipenuhi mereka yang lagi asyik menyantap kentang dan... ayam. Terlihat beberapa perempuan muda duduk mengelilingi sebuah meja, salah satunya dengan pakaian nggak lengkap yang nggak perlu diperjelas deskripsinya.

Ada juga dua bapak-bapak setengah baya, yang artinya perjalanan hidupnya diprediksikan tinggal "setengah" lagi, begitukah? Ah bukan. Saya nggak akan membahas perbedaan "separuh baya", "sebaya penuh", ataupun "seprapat baya" seperti saya.. By the way dengan menyebut "setengah baya", itu kan artinya kita mendahului kehendak Tuhan atas takdir kematian seseorang. Ndak boleh itu, dilarang, musyrik! (tuh kaan, melenceng dari topik! )

Begini, dua pria sepersekian baya itu duduk berhadap-hadapan di meja kecil. Satunya sibuk dengan sepotong paha.. ayam. Satunya lagi bicara di telepon genggamnya. Ekspresi wajahnya serius, mirip gaya seorang murid kelas dua SMU yang sedang menghadap guru BP gara-gara ketauan nilep duit espepe.

Certainly, saya nggak mendengar isi pembicaraannya itu. Saya nggak mau tau, apalagi suudzon. Tapi saya tiba-tiba terdiam oleh dialog yang terdengar sayup-sayup di kepala saya.


* * *

"Ma, belom tidur? Gue masih di jalan, dua jam lagi kali baru nyampe rumah. Belom
deal juga kok, urusan ama Mr. Ong. Eh, dia mau take off tar jam lima."

"Lha, katanya tadi situ mau nganterin anak-anak ke neneknya tar subuh?" terdengar suara perempuan di seberang sana.

"Yah gimana lagi. Proyek ini kalau jadi, gue bakal dapet posisi yang enak. Ini aja gue masih rapat, break bentar buat nemenin Mr. Ong nyari cemilan di luar."

"Ooo.."

"Udah makan, Ma? Di rumah ada makanan apa?" tanyanya sok-sok perhatian. Tumben-tumbenan, memang.

Perempuan pemilik suara-di-seberang-sana itu mengernyitkan jidat, sambil jemarinya mengelus-elus rambut lurusnya yang jatuh di pundak. Dan ngomong-ngomong soal pundak, tuh cewek kebetulan memang lagi mengenakan daster batik hasil jalan-jalan ke Jogja dua minggu kemaren. Karena nawarnya terlalu sadistis, maka oleh penjualnya dia diberi daster dengan potongan dan motif yang sama tapi ukurannya jauh lebih gede. Jadinya yaah.. melorot di pundak! (deskripsi ini sama sekali nggak pas dengan konteks, tapi lumayanlah buat nambah2 karakter, hihi...)

"Lagi makan apa sih? Sebenernya lagi di mana? Hayo... Lokasari lagi yah?" perempuan itu bertanya, sambil membelalakkan matanya yang rada sipit.

"Ayam laah, kan yang buka di sini cuma ini. Kita lagi di sebelah hotel... daerah Gondangdia!" kata bapak-bapak itu dengan ekspresi kemenangan, bagaikan Dewa Poseidon yang berhasil menciptakan continental drift!

"Ayam???" dia makin curiga. (pake tanda "?"-nya tiga pula!)

"Iyaah ayam,
chicken. Kalau nggak percaya, tar gue bawain deh. Paha or dada? Mau yang orijinel ato krispi?"

Cut!

* * *

Adegan tadi tiba-tiba terputus, karena temen di sebelah saya berteriak: "Mas lagi kesambet yah? Dari tadi kayak orang bengong gitu. Ayo cepetan jalannya keburu ngantuk!" Maka buyarlah calon cerpen saya yang sebetulnya bakal penuh dengan adegan sadisme dan KDRT itu...

Wednesday, May 23, 2007

Low-spirited...

Sodarra-sodarra sekalian,

Postingan ini adalah pengumuman sekaligus permintaan maaf. Berhubung saya lagi low-spirited, tenggelem dalam berbagai mood yang eruptif, destruktif, degeneratif, agony, in the middle of nowhere.... (garing kan bahasa saya?), maka saya tak bisa typing sesuatu yang bermutu di sini. Dan dari dulu isi blog ini memang gak pernah bermutu bukan? hihi..

Buat membunuh kebosanan, saya sengaja ganti templet... sementara ini pake buatan temen kita yang di sono... semoga nggak dijadikan wacana moral, blah blah blah... Menurut temen-temen deket saya, gak berbau pornografi kok! Sepertinya kan cuma imajinasi sesorang tentang Fallen Angel gitu yeah??

Dan percayalah! Pelan-pelan bakal saya acak-acak lagi, seperti biasanya, biar sesuai dengan penampilan saya di real yang imut ini. Maksudnya, tampang blog ama orang aslinya jadi mirip2, gitu deh, huahaha... In this case, saya masih menggali berbagai pendapat dari temen2 semua: Saya perlu potong rambut ato nggak? Aargh.. makin gak nyambung, kan??

Your input plz!