Friday, July 20, 2007

Jablay Terbang

Bukan! Saya bukan mau ngatain seseorang. Postingan ini gak ada sangkut pautnya dengan kalian semua. Dan saya mau menulis ini karena saya yakin banget bahwa dua mahluk "jablay" itu ga prenah browsing internet apalagi buka blogspot saya. Tapi ada dua ya?? Exactly!

Yang pertama adalah seorang cewek malem yang beberapa hari ini sering saya lihat di pertigaan dekat tempat saya bersarang. Nongolnya selalu sekitar tengah malam (karena itulah dia disebut "cewek malem" whatever she does for a living.) Saya akan bikin postingan soal dia kapan-kapan deh.

Yang kedua --kalo dipikir-pikir masih nyambung sih-- adalah mahluk halus yang konon menggentayangi temen saya tadi malam di deket pertigaan. Teman saya yang tukang potret itu jadi rajin mampir ke tukang rokok pertigaan, setelah saya beritahu soal keberadaan cewek malem tadi. Nyambung kaan?

And here is the story...

Semalem saya nyamper ke tempat "my formerly lovely bule Baduy" di daerah Tebet. Doi baru datang dari Australia hari Minggu kemarin, setelah beberapa tahun nggak berliburan ke Tanah Air. Kita pun bercanda dengan riang gembira, melepas rindu membara, mengenang masa lalu yang cerah ceria, melupakan hidup yang penuh derita.. apaan coba!! hahaha...

Nah, begitu perut kerasa laper, saya baru nyadar... udah jam tiga pagi! Saya buru-buru pamit, pulangnya mampir makan di indomi Pancoran, sambil bawa tentengan kantong kresek isi jajanan berupa coklat monggo, kacang atom, dan beberapa kaleng bir item yang saya beli di sirkel-key, oleh-oleh buat temen kantor (penting ga sih diceritain?). Lalu saya naik angkutan preman, turun di sebelah TMP.

Sesampai di depan gang, saya mulai merasakan suasana mencekam. Bukan karena lampu jalan banyak yang mati dan di sepanjang jalan itu memang rimbun dipenuhi vegetasi. Bukan pula karena letaknya persis di belakang tembok kuburan pahlawan. Tapi... anjing! Bisa-bisanya tiga anjing nongol sekaligus di jalanan itu. Biasanya kan cuma satu rada cerewet, dan kadang saya tendang pake sepatu boot kalo lagi iseng kumat, hihi..

Itu anjing tumben-tumbenan pada ngeliatin saya doang. Keliatan rada takjub gitu. Sampai saya berjalan 20-30 meter, mereka masih pada nengok ke arah saya. Dan cara mereka menatap itu mirip dengan para penduduk sebuah dusun yang sunyi, duduk-duduk di tepi jalanan pada sore hari, tiba-tiba mendapati ada orang asing berjalan melintas tanpa bilang permisi.

Beberapa menit berjalan, akhirnya di depan pertigaan kecil di depan sana, tepatnya di depan warung rokok si Maman yang buka twenty-four-hours-a-day, saya melihat kerumunan warga setempat. Mereka kira-kira berjumlah lima orang (maaf kalo lagi tanggal tua gini matematika saya buruk, jadi "lima" aja pake "kira-kira", hihi.. --Red.). Mereka mengalihkan pandangan ke arah saya begitu saya mendekat.

"Gus, piaraannya nongol tadi!" seorang di antara mereka berteriak rada antusias.

"Naah, untung lo dateng. Ayo jalan bareng ke kantor!" kata temen saya yang tiba-tiba terlihat di antara mereka.

"Ada apaan??"

"Itu tadi ada putih-putih terbang dari sono noh, trus turun di tanah kosong belakang gedung!" yang lain menimpali sambil nunjuk-nunjuk ke arah jalanan menuju kantor saya.

"Ooo," kata saya, sambil sok-sok menghela napas panjang, "Memang sekitar pohon kelapa di SMP itu rada gawat. Kemaren ada anak nongkrong lari terbirit-birit ngeliat kuntilanak di situ, huhu.."

Terus terang saya sebenernya belum pernah bertatap muka dengan jin yang letaknya di situ. Cuma kadang ngecium bau kenanga dan kepala kerasa rada nyut-nyut pas di situ. Begitu doang, dan gak selalu. Cahaya terbang itu, saya juga pernah ngeliat dari kamar ibu kos.

Percaya dengan yang gituan? Saya tidak percaya dengan yang gituan. Tapi saya percaya takhayul! Dan saya percaya juga, mahluk semacam itu gak bakal nyekik leher kita kayak di film-film horor murahan yang suka nongol di bioskop 21, hihi... Mereka cukup tampil secara audio/visual, atau bau-bauan. That means a lot of energy from their side, dan sebagainya. Jadi ngapain takut!

Akhirnya, si Tongki temen saya itu berjalan di sebelah kanan. Langkah kaki rada mengendap-ngendap, mirip anak kecil yang baru pertama kali masuk ke "rumah hantu" di pasar malem. Di pundaknya tergantung tas kamera ukuran sedeng.

"Memang sengaja mau motret hantu?" tanya saya.

"Syalan, gue dari liputan. Tadi mampir ke situ ngobrol ama mereka bentar.. ehh nongol tuh mahluk. Yang ngeliat banyak kok, bukan cuma gue doang!"

"Pasti lo demen ke situ gara-gara ada jablay hotel Kaisar yang suka nongkrong di situ, hihi... dan sekarang malah nemu jablay terbang! Ngomong-ngomong, biasanya tuh dia ada di pohon kelapa sebelah kanan kita ini loh!"

Dia langsung pindah ke sebelah kiri saya.

"Nah, biasanya dia landing di sebelah kiri kita ini," kata saya sambil nunjuk ke tanah kosong penuh semak belukar di sebelah kiri, dengan gaya niru-niru Pak Leo Lumanto.

"Anjrit!" dia berteriak sambil matanya melotot, bersungut-sungut...

Ended!



Moral Cerita:

Gak ada! Sebagaimana biasanya, cerita ini gak pake moral, ngetiknya juga gak pake otak.... Yang jelas, saya akhirnya bikin ID baru buat Yahoo!Messenger saya: jablay_terbang. Silaken di-add yak!

5 comments:

Unknown said...

Ternyata setelah nyimak dan berusaha nyambungin pikiran gw ke mas codot...aku baru tahu kalo ternyata "penghuni pertigaan" itu adalah ANJING!!!!!

Anonymous said...

wuahh...kurang horror ah :D

Anonymous said...

tadinya gue pikir nih mirip pengalaman gue ketemu ***cong...

http://roromendut.wordpress.com/2007/07/10/dikejar-cong/#comments

ternyata beda tha...

Anonymous said...

tadinya gue pikir nih mirip pengalaman gue ketemu
***cong...


ternyata beda tha...

Anonymous said...

hihi