Friday, January 09, 2009

tahun baru apa

Saat ditanya berapa umurnya, jarang-jarang orang balik bertanya: "Umur menurut kalender Hijriyah, Masehi, atau kalender ciptaan saya sendiri?" Kebanyakan memang langsung menyebut angka menurut kalender Masehi. Tapi, begitu ditanya "lebih penting mana perayaan Tahun Baru dengan 1 Suro", jawabannya bisa beraneka ragam menurut keyakinan masing-masing. Nah, menurut saya sendiri, lebih penting mana?? Saya tidak tahu. Pasti kalian menebak saya lebih mementingkan yang disebut belakangan demi melihat tongkrongan saya yang kegendruwo-gendruwoan, hihi....

Akhir-akhir ini saya berkesimpulan: dua-duanya nggak penting! Saya, sabagaimana manusia-manusia lain, memang merasa bahwa semakin lama pertumbuhan sel-sel di tubuh saya semakin melambat. Ini adalah alur biologis yang sering dihubungkan dengan dengan umur, atau lebih tepatnya dengan waktu. Saya percaya dengan waktu. Tapi, bukan berarti saya harus percaya, mendefinisikan seluruh pengalaman hidup saya, dengan satuan umur atau kalender, yang nota bene adalah buatan manusia. Saya lebih kagum pada Sang Pencipta Waktu daripada para pembikin kalender yang sekadar menempel-nempelkan angka. (Got my idea? Skip this paragraph if you didn't.)

Jadi, kenapa saya harus selalu bergabung dalam ritual yang dilakukan para "pemuja kalender" itu setiap malam pergantian tahun? Bisa jadi saya terlalu pongah menyimpulkan bahwa 90 persen lebih para peserta acara "hura-hura" ataupun "permenungan" itu cuma mendompleng momen. Kita kan bisa melakukannya tiap hari kalau mau. Tiap malam kita bisa rame-rame ngitungin jam, jogat-joget di lantai diskotek kayak cacing digaremin, minum bergelas-gelas jekdi atau chivas, niupin terompet kertas sampai lepek, bikin resolusi baru atau sok-sok merenung memikirkan nasib.

Tapi setiap tindakan kan harus ada alasan yang bisa diterima orang lain, bukan? Supaya kita nggak dibilang absurd. Dalam terminologi psikologi sosial yang mbuh-raruh saya lupa saya baca entah di mana, selalu ada yang disebut sebagai conformity.... bla-bla-bla

Juntrungan tulisan ini sebenaranya apa sih?? Gak tahu! Pusing aku. Saya memang sering sok-sok ribet buat menerangkan sesuatu yang sederhana. Hari-hari kemarin itu, saya saya memutuskan untuk menghabiskan malam pergantian tahun tanpa hura-hura bareng teman-teman, tanpa alkohol, tanpa merenung juga. Nggak seperti bertahun-tahun sebelumnya. Alasan sebenarnya: iseng. Dan di sini, sebenarnya saya cuma mau pamer bahwa saya habis kelayapan ke luar Jakarta pas kalian pada bertahunbaruan, eh, eh, eh....

3 comments:

Anonymous said...

Gue diopname 3 hari di RS. Dokternya pada dodol ga ada yg bisa identifikasi penyakit gue. Kalo gue search ternyata gue Irritable Bowel Syndrome. Alias gangguan di pencernaan gitu deh.. nah itu makin parah seiring bertambahnya usia. Jadi usia tuh ngaruuuuuuuh.....

Chanee Indriyani said...

menurut penanggalan cina sekarang tahun apa ya...... :D

Anonymous said...

seperti biasa :P saya cuma mau bilang, SINTING hahahahaha....

saya juga cuma tidur kok pas malam tahun baru masehi. waktu malam tahun baru islam....sama, tidur juga :p